bystanders

see you at the gigs!

album review // goodnight electric – electroduce yourself

2 Comments

electroduceyourself_hires.jpg

 

 

 

 

 

 

Goodnight Electric
E
lectroduce Yourself
2007 // aksara records

Electro-pop yang lebih matang. Mungkin kata-kata itulah yang dapat mendeskripsikan album terbaru dari Goodnight Electric, “Electroduce Yourself”. Bila dibandingkan dengan “Love and Turbo Action”, lagu-lagu dalam album yang baru dirilis 21 Maret lalu itu memang terdengar lebih matang dan mungkin bisa dibilang lebih ’manusiawi’. Masuknya oomleo dan Bondi benar-benar memberi hawa segar bagi GE, karena album kali ini terasa sekali teamworknya, walaupun dalam penulisan lagu masih didominasi Henry Foundation (Batman). Album ini juga terasa sangat ‘pop’ dibanding album sebelumnya, mungkin seperti mendengarkan lagu-lagu elektronik-pop di akhir tahun 80-an atau awal 90-an, yang sedikit mendapat pengaruh dari musik soul kulit hitam. Namun beat yang digunakan pada beberapa lagu masih terasa sekali new wave-nya, yang mengingatkan pada lagu-lagu Depeche Mode pra-1985.

Sebagian besar lagu dalam album ini masih sangat upbeat, dengan loop-loop yang cenderung cukup sederhana, namun sound yang digunakan memang jauh lebih variatif. Ketiga personil GE sepertinya memaksimalkan potensi masing-masing, sehingga musik mereka juga terdengar lebih eksploratif, dan dapat dibilang lebih ’humanize’. Lagu-lagu yang dibawakanpun menjadi lebih real dan terasa melodinya, tidak terdengar seperti sekedar looping ataupun minus one.

Salah satu lagu yang paling eksploratif dalam album ini bisa didengar dalam ”Solid Gold”. Sekilas lagu ini tidak seperti lagu GE pada umumnya, dengan looping yang saling bertumpuk namun tetap harmonis dan melodic sounds yang terdengar seperti campuran synth-EP-organ, namun secara garis besar masih memiliki benang merah yang sama. Sementara ”Interval”, cenderung terdengar seperti lagu breakdance tahun 90-an, terutama di bagian intronya.

Beberapa lagu malah terdengar seperti new romantics ballad, dengan tempo yang lebih pelan dan sound yang terdengar lebih ringan, walaupun masih terasa sekali synthnya. Pada lagu ”I’m O.K.” misalnya. Satu-satunya lagu buatan oomleo ini malah cenderung terdengar seperti lagu pop Indonesia di era 80an ataupun lagu pop artis Inggris 80an orbitan Stock/Aitken/Waterman bercampur dengan new romantics yang dibawakan band-band transgender/androgyny di masa yang sama. Lalu pada lagu ”Rain In My Room”, yang musiknya terasa ringan sekali, tidak ada not-not staccato dan lebih banyak menggunakan strings/atmospheric sounds.

Sementara itu ada juga lagu yang berada di antaranya. Misalnya lagu ”Laser Gun Electro Boy” yang pop dan ringan namun tetap ada nuansa elektronik dan new wave-nya memang cocok sekali untuk dijadikan single pertama, selain karena cukup catchy untuk pendengar awam tentunya. Lagu ini juga sepertinya lagu yang paling mewakili keseluruhan dari album yang diproduseri Gepeng (yang juga manajer GE) itu.

Alur dalam album ini juga jauh lebih ’tertata’. Dibuka dengan lagu ”Hello” yang menjadi intro musik mereka, kemudian langsung menghentak dengan lagu ”#1”, dilanjutkan dengan lagu-lagu upbeat lainnya. Tempo mulai terasa lebih santai mulai dari ”Rain in My Room” hingga akhir, walaupun sempat disela dengan ”Solid Gold” dan ”Super Visor Go” yang kembali kencang.

TRACK BY TRACK

01. Hello
Sebuah perkenalan dari trio elektro asal Jakarta ini. Mirip dengan ”Love and Turbo Action” di album terdahulu yang biasa digunakan untuk membuka penampilan mereka, disambut dengan diangkatnya tangan kanan ke atas. Sound yang dipakai sangat elektronik dan cenderung ’robotik’ karena lagunya dinyanyikan dengan menggunakan vocoder.

02. #1
Lagu khusus yang dibuat Goodnight Electric untuk fans mereka, yang dikenal dengan sebutan good.friends. Sangat upbeat dan terdengar sangat ”sintetis”.

03. Art School Flying Object
Awalnya sedikit gelap dan terdengar seperti lagu Eurythmics yang ”Sweet Dreams”, karena synth sounds yang dipakai cenderung berat termasuk sound digital drumnya. Namun ketika masuk chorus, baru terdengar elektronik-pop nya.

04. Laser Gun Electro Boy
Lagu ini dipilih jadi single pertama mereka, karena sepertinya menjadi lagu yang paling bisa mewakili keseluruhan dari album ini, selain mungkin karena catchy bagi pendengar awam. Video klipnya sendiri sudah mulai ditayangkan di tv swasta, disutradarai oleh rekan kerja Batman di Jadugar, Anggun Priambodo. Lagu ini terdengar pop dan ringan, walaupun masih terdengar sound electronic/new wave-nya. Liriknya juga cukup menarik (atau bahkan cenderung lucu) karena menceritakan tentang seorang cowok yang curhat kepada seorang electro boy. Apakah electro boy ini seorang robot? Atau hanyalah mahasiswa Teknik Elektro? Hahaha…

05. Interval
Seperti lagu SKJ ’88 atau lagu breakdance awal 90-an/akhir 80-an, yang lebih afdhol dinikmati dengan ikat kepala (head band) warna ngejreng dan legging super ketat. Intro yang sangat ”breakdance” itu kemudian digabung dengan electronic pop di bagian chorus. Perpaduan yang sangat bagus, bahkan menurut saya ini menjadi lagu terbaik di album ini.

06. Rain In My Room
Salah satu lagu yang sangat pop. Diawali dengan beberapa potongan suara radio yang diubah-ubah frekuensinya, kemudian lagu masuk dengan nuansa yang cenderung dingin, dengan sounds yang cenderung terdengar atmospheric dan paduan synth-strings. Lirik dan soundnya sesuai sekali dengan keadaan Jakarta yang baru-baru ini dilanda banjir dan angin puting beliung.

07. This Is For You
Ini juga salah satu lagu yang cenderung sangat pop. Terdengar elektronik karena sound melodinya saja dan penggunaan vocoder pada backing vocal.

08. Solid Gold
Lagu GE yang paling eksploratif. Pada awalnya tidak terdengar seperti lagu GE pada umumnya, dengan looping yang merupakan paduan digital beat drum dan sekitar tiga atau empat lagi looping synth, saling bertumpuk namun tetap harmonis. Sound yang digunakan juga cenderung berbeda, seperti terkena sedikit nuansa musik soulnya C&C Music Factory dan lagu techno pop 90an.

09. Super Visor Go
Salah satu lagu dengan tempo yang cukup tinggi. Beat dan looping synth-nya juga cukup catchy, dengan suara drum digital segi enam yang sangat kental. Perpaduan musik elektronik tapi masih tetap humanize, karena part-part melodic yang dimainkan sangat baik oleh Bondi. Sementara dari segi lirik, menurut saya lagu ini paling kreatif.

10. I’m OK
Terdengar seperti lagu pop Indonesia di akhir 80an yang genrenya juga dibawakan oleh Club Eighties, namun dengan lebih banyak sentuhan elektronik. Atau terdengar seperti campuran lagu pop yang dibawakan artis-artis Inggris 80an yang diorbitkan oleh Stock/Aitken/Waterman dengan new romantics yang dibawakan oleh band-band transgender/androgyny di masa yang sama. Pada lagu ini GE dibantu oleh Isabelle Patrice pada backing vocal.

11. V.S.
Lagu ini seperti musik 8 bit yang dikemas dengan elektronik pop. Upbeat, tapi masih sangat pop. Sebetulnya lagu ini lebih cocok dijadikan lagu terakhir, seperti yang dilakukan GE saat launching, menutup penampilan mereka dengan lagu ini, featuring tiga personil Polypony.

12. Automatic Heart
Musiknya lebih enteng dan pop. Awalnya saya mendengar lagu ini seperti lagu disco padang hahaha… Tapi lagu ini cukup menyenangkan memang. Liriknya seperti curhatan seorang robot yang lagi jatuh cintrong, haha…

//410

2 thoughts on “album review // goodnight electric – electroduce yourself

  1. musik GE mY live style

    guu N temen-temen gw (anak-anak Ce_rUSHH) suka bgt sm music loe. . .
    apa lg lagu loe yang “ELEKTRO BOY” top abis
    kapan manggung lagi? ? ?
    gw n temen-temen gw dah daftar jadi good friend’s
    but,,gw n temen-temen gw gak pernah tau or d kasih tau kapan GE manggung

    so,kalo manggung email guu ya!!!!!

  2. Pingback: BYSTANDERS out now!! « oxalis

Leave a comment