bystanders

see you at the gigs!

gig review // Muse

Leave a comment

Penikmat musik di Indonesia kembali dipuaskan oleh satu event musik besar. Yup, pada Jumat, 23 Februari 2007 yang lalu digelar konser Muse di Jakarta.

Dengan disponsori oleh satu produk rokok ternama, konser ini bisa dibilang sukses walaupun tiket tidak sold-out. Harga tiket yang cukup mahal sepertinya tidak menjadi halangan bagi mereka yang haus live gig.

Tiket kelas festival yang dilepas dengan harga Rp 500.000 telah terjual habis sejak dua minggu sebelum konser, sementara tiket kelas tribun seharga Rp 400.000 hingga satu hari sebelum konser masih bisa didapatkan di ticket boxes.

Acara yang rencananya dimulai pada pukul 8.00 molor hingga 35 menit. Hal yang biasa memang, tapi menunggu Matt Bellammy, Chris Wolstenholme dan Dominic Howard keluar dari back-stage merupakan saat-saat yang mendebarkan. Sampai akhirnya tiba-tiba lampu dimatikan, dan spontan penonton histeris. Ketiga personil Muse yang mengenakan baju serba hitam setengah berlari naik ke panggung..

Lagu pertama yang dibawakan oleh mereka, Knights of Cydonia disambut penonton dengan riuh. Terlebih saat masuk ke lagu kedua, Hysteria, salah satu hits mereka, hampir semua penonton ikut bernyanyi bersama Matt. Demikian juga waktu lagu ketiga, Supermassive Black Hole, salah satu hits di album terakhir mereka.

Suasana berubah saat masuk lagu ke empat, Butterflies and Hurricanes yang  relatif slow. Di tengah lagu Matt berpindah dari gitar ke piano putih, dan melanjutkan lagu dengan bermain piano. Beberapa lagu yang dimainkan dengan alunan piano setelah itu antara lain  Assassin, Citizen Erased, Hoodo, Apocalypse Please dan Feeling Good.

Malam itu Muse benar-benar menghipnotis penonton. Saat Matt mengatakan “This is a song called Starlight”, rasanya tidak ada yang tidak ikut serta menyanyikan lagu tersebut. Pada lagu-lagu dengan hentakan dan dentuman drum yang kuat, penonton kelas festival berloncat-loncat.

Penonton juga dihibur dengan balon-balon putih besar yang dijatuhkan dari samping panggung ke arah penonton festival, yang kemudian dipantul-pantulkan oleh penonton hingga satu persatu meletus dan mengeluarkan serpihan2 kertas berwarna-warni. Tapi sebenarnya konsep balon-balon ini sudah pernah diaplikasikan pada konser mereka di le zenith, paris.

Setelah lagu Sunburn, Muse turun dari panggung. Penonton pun berteriak “We want more… we want more” sampai akhirnya kemudian mereka naik lagi dan membawakan tiga lagu, yaitu Maps of the Problematique, Stockhlom Syndrome dan Take a Bow yang menutup konser itu.

 

//foe

Leave a comment